Untuk mengetahui waktu, orang zaman sekarang hanya perlu melihat jam yang ada di dinding, di pergelangan tangan, bahkan di berbagai gawai canggih seperti smartphone dan PC. Akan tetapi, zaman dulu belum ada teknologi seperti sekarang. Lalu, bagaimana dahulu membaca waktu tanpa jam?
Cara Orang Masa Lalu Melihat Waktu Tanpa Jam
Sebelum mengenal jam modern, orang masa lalu lebih mengandalkan kondisi alam untuk mengetahui waktu. Salah satu yang dijadikan penanda adalah matahari. Kita semua tahu, matahari bisa terbit dan tenggelam yang menandakan adanya siang dan malam.
Akan tetapi cahaya matahari dari pagi hingga sore berlangsung cukup lama, sedangkan untuk menentukan waktu secara tepat, tentu tidak bisa hanya memprediksi pagi siang atau malam. Maka, orang zaman dulu menggunakan bayangan yang ditimbulkan oleh cahaya matahari.
Baca juga : Waktu Sholat dan Fakta Menarik yang Jarang Diketahui
Kemudian, munculnya sundial atau yang disebut jam matahari. Jam ini diciptakan oleh Ibnu al-Shatir pada sekitar 3500 SM. Ia membuat jam yang memanfaatkan bayangan, di mana bayangan tersebut menimpa permukaan datar. Ia pun membagi sehari menjadi 12 jam, dengan ketentuan bahwa musim panas dan musim dingin memiliki ketentuan yang berbeda.
Lalu, bagaimana untuk membaca waktu pada malam hari? Dikarenakan jam matahari hanya bisa dipakai pada saat ada sinar matahari, maka pada waktu malam orang zaman dulu akan mengandalkan ilmu perbintangan. Mereka mengamati gerakan bulan, bintang, maupun planet untuk menentukan waktu.
Beberapa Penemuan Jam Setelah Jam Matahari
Setelah penemuan jam matahari, orang zaman dulu pun mulai banyak menciptakan pengukur waktu dengan macam-macam teknologi. Beberapa di antaranya adalah membuat jam air, jam pasir, jam lilin, pendulum, hingga jam mekanis.
Jam air merupakan jam yang menggunakan air sebagai penanda waktu. Air akan diletakkan dalam wadah dengan lubang kecil, tiap tetes air dari lubang tersebut membuat air berkurang dari wadah. Ketinggian air dalam wadah tersebut menjadi penanda waktu.
Baca juga : Apa Saja Fitur di Jam Digital Masjid Selain Waktu Sholat?
Setelah jam air ditemukan oleh orang Mesir pada 1360 SM, manusia zaman dulu pun mulai membuat penemuan baru. Caranya hampir sama dengan jam air, tetapi media air diganti menjadi pasir. Jam seperti ini banyak dimiliki orang-orang masa kini, karena bentuknya yang antik dan sering digunakan sebagai pajangan. Jam pasir juga sudah menggunakan kaca, sehingga sering juga disebut sebagai hourglass.
Selain itu, ada pula jam lilin yang cukup jarang diketahui masyarakat masa kini. Lilin akan dinyalakan dan akan meleleh seiring waktu. Terkadang, paku juga ditancapkan di beberapa bagian lilin, ketika menunjukkan waktu tertentu, paku akan jatuh berdentang.
Kemudian jam semakin canggih dengan adanya jam pendulum. Pada abad pertengahan, muncullah jam mekanik. Namun, kini bermacam-macam teknologi jam tersebut mulai ditinggalkan, karena orang modern lebih banyak menggunakan jam digital. Bahkan sekarang, jam semakin canggih dengan adanya smartwatch.